
Seorang pria berusia 88 tahun yang diracuni sampai meninggal dunia di Yokohama pada tahun 2016 adalah salah satu dari banyak pasien yang diberikan larutan antiseptik pada waktu tertentu oleh seorang mantan perawat karena dia ingin menghindari menghadapi keluarga yang berduka, menurut sumber investigasi.
Ayumi Kuboki mengakui bahwa dia meracuni pasien yang sakit parah selama dua bulan pada tahun 2016, menurut sumber investigasi tersebut. Kuboki, penduduk dari Tsurumi Ward, Yokohama, menyatakan dalam interogasi polisi sebelum penangkapannya, bahwa dia menyasar pasien dalam kondisi serius yang dia pikir akan meninggal dunia pada saat shift-nya. Dia diduga mempercepat kematian mereka untuk menghindari tugas menjelaskan keadaan seputar kematian pasien ke kerabat jatuh pada dirinya, yang dia katakan kepada polisi adalah “hal yang merepotkan.”
Kuboki, 31, ditangkap pada 7 Juli karena dicurigai meracuni Sozo Nishikawa dengan antiseptik di Rumah Sakit Oguchi di Kanagawa Ward di Yokohama pada 18 September 2016. Sampel darahnya menunjukkan adanya komponen surface-activating agent dalam konsentrasi tinggi. Komponen ini terkandung dalam benzalkonium klorid, suatu larutan antiseptik. Namun, polisi tidak yakin dengan klaim Kuboki bahwa ia hanya menyasar pasien yang sakit parah saja. Menurut sumber-sumber, di antara pasien yang meninggal selama periode tersebut adalah mereka yang kondisi kesehatannya tidak parah.
Dalam kasus Nishikawa, Kuboki diduga menyelinap ke kamar pasien tepat sebelum shift malamnya dimulai pada 18 September 2016. Nishikawa, yang tinggal di Aoba Ward, Yokohama meninggal dunia setelah kondisinya tiba-tiba berubah menjadi buruk segera setelah Kuboki memasuki kamarnya. Detak jantungnya mulai turun sekitar jam 4:50 malam, dan dia meninggal dunia pada jam 7 malam. Kuboki tiba di rumah sakit sekitar jam 3 sore hari itu untuk mempersiapkan shift malam, yang dimulai pukul 5 sore, menurut sumber. Namun, ketika Nishikawa meninggal, seorang perawat yang merawatnya selama shift siang masih berada di rumah sakit dan memberitahukan berita kematiannya kepada keluarganya.
Polisi meyakini bahwa Kuboki memberikan antiseptik ke Nishikawa antara jam 3 sore dan jam 4.55 sore. Perawat bekerja berpasangan selama shift di rumah sakit. Kuboki tampaknya memasuki kamar Nishikawa sementara perawat lain pada shift malam sedang di-brief oleh perawat shift siang yang akan mereka gantikan. Menurut sumber-sumber, polisi tengah menyelidiki bagaimana dia memberikan antiseptik kepada korban.
Nishikawa menggunakan infus, tapi polisi yakin bahwa dia diracuni oleh pemberian sejumlah besar larutan antiseptik dalam waktu singkat, alih-alih mwlalui tetesan infus.
(Featured image : The Asahi Shimbun)
The post Seorang Mantan Perawat di Jepang Mengklaim Dirinya Membunuh ‘Hanya’ Pasien Yang Sudah Di Ambang Kematian appeared first on Japanese Station.